Jumat, 23 Juli 2010

Dibalik Upin & Ipin

Selamat hari anak Indonesia....
Menyambut hari anak, posting coach hakim blog's kali ini gak jauh-jauh dari dunia anak, tepatnya film animasi anak. Salah satu film animasi produksi Malaysia yang lagi booming di Indonesia dan negara Asia saat ini adalah Upin & Ipin. disini coach hakim gak mau cerita panjang lebar kisah anak kembar beserta teman2nya tapi akan membahas bagaimana awal mula cerita ini dibikin hingga "meledak" seperti sekarang.

(Aneh ya, yang lagi ngerayain hari anak Indonesia, kok yang dibahas hasil karya negara sebelah?. Gapapalah, kan ada pepatah "carilah ilmu sampai ke negeri Jiran", he..he...) oke, langsung aja dehh:

Begini ceritanya....

Film animasi ini semula tidak terbayang oleh Burhanuddin, miliuner pensiunan pialang minyak dan gas. Pada 2005, istrinya, Ainon Ariff, ingin memproduksi film konvensional, bukan kartun. Tapi mereka bertemu dengan tiga lulusan Universitas Multimedia, Malaysia, yang kepincut pada film animasi sebagai tugas akhir mereka.

Tiga pemuda itu, Mohammad Nizam Abdul Razak, Mohammad Safwan Abdul Karim, dan Usamah Zaid, baru berusia awal 20-an tahun dan sebelumnya sempat bekerja di perusahaan animasi lain. Jadilah mereka mendirikan Les' Copaque pada akhir 2005. Nama itu sengaja dibentuk dengan gaya Prancis, tapi sebenarnya berasal dari last kopek, jargon Malaysia, yang artinya duit taruhan terakhir.

Target mereka membuat film animasi layar lebar dengan judul Geng: Pengembaraan Bermula, yang akan dipasarkan pada 2008. Saat rancangan skenario film itu dibuat, diceritakan ada karakter seorang bocah kecil yang menjadi penunjuk jalan saat tokoh utama film itu mencari rumah kakeknya. Dalam perkembangannya, bocah kecil yang seorang itu kemudian dijadikan kembar dan botak. Alasannya sederhana: "Untuk menghemat biaya saat proses rendering."

Rendering itu salah satu proses yang rumit dalam pembuatan film dengan aplikasi tiga dimensi, yaitu saat animasi karakter digabung dengan latar belakang dan ditambah efek seperti cahaya. Semakin sederhana gambar, semakin cepat dan murah pembuatannya.

Setelah setahun membuat film itu, Burhanuddin merasa bahwa mungkin tokoh si anak kembar botak dari kampung itu bisa disukai. Ia meminta tim segera membuat film pendek untuk menguji pasar sebelum Geng: Pengembaraan Bermula dipasarkan. "Meskipun semula ide saya ini ditentang tim karena keterbatasan waktu, kemudian kami mengerjakannya," kata Burhanuddin.

Masalah muncul sedikit. Di Les' Copaque, selain Burhanuddin dan istrinya, tidak ada yang berusia lewat 25 tahun. Para animator muda itu tidak memiliki pengalaman hidup di kampung. "Saya memutuskan mengembangkan skenario dengan istri saya, berdasarkan pengalaman saat saya masih kecil," kata Burhanuddin.

Istri Burhanuddin, Ainon Ariff, berkukuh agar ada ungkapan yang gampang diingat. "Muncullah 'betul, betul, betul'," kata Burhanuddin. Mereka juga memperkuat karakter Ipin sebagai bocah yang tergila-gila makan ayam goreng.

Targetnya, seri yang berkisah tentang bocah lima tahun belajar puasa ini bisa diputar pada Ramadan 2007. Namun tenggat sudah mepet, padahal karakter belum lengkap. Orang tua bocah kembar itu belum dibuat. Maka jadilah Upin dan Ipin yatim piatu. Namun "kecelakaan" ini malah menjadi berkah karena ketiadaan tokoh orang tua membuat jalan cerita tidak terlalu sarat petuah dan nasihat.

Sadar bahwa pasar Indonesia sangat besar, Upin & Ipin juga ditambah tokoh Susanti, bocah dari Indonesia di kampung mereka. "Ini ditambahkan untuk membuat kami lebih dekat dengan penggemar Indonesia," kata Burhanuddin, yang di masa muda kuliah di Jurusan Perminyakan Institut Teknologi Bandung. "Ini strategi pemasaran."

Les' Copaque memiliki target agar animasi ini bisa bertahan puluhan tahun. Itu sebabnya, usia Upin dan Ipin tidak akan bertambah tua. Contohnya, Doraemon bisa empat dekade bertahan di Jepang. "Kami hanya akan memperbaiki cara pembuatan agar proses animasi lebih mudah," kata Burhanuddin.

oia, sekarang Upin & Ipin berhasil menembus dominasi program dari Barat di Disney Channel meski para eksekutif di Les' Copaque-perusahaan animasi tempat Upin & Ipin dibuat-tidak menawar-nawarkan produk mereka ke jaringan acara anak-anak dari Hollywood itu. Bagaimana Disney "jatuh hati" kepada dua anak botak itu sangat sederhana. "Salah satu manajer Disney membeli DVD Upin & Ipin di Singapura," kata Haji Burhanuddin Mohammad Radzi, Direktur Pengelola Les' Copaque Production Sdn. Bhd.

Kapan ya kartun animasi Indonesia bisa tayang di Disney?. kalau Malaysia aja bisa kenapa kita enggak, betul.. betul... betul?...

[tempo online]

Baca juga tulisan cOach hakim lainnya disini

Baca Juga Koleksi Artikel Lainnya:



0 komentar:

Posting Komentar