Rabu, 20 Februari 2013

(SAAT) PELAJARAN HITUNGAN (TERASA) MENYEBALKAN!

Jadi ceritanya sejak SD bakat saya dipelajaran hitung2an sudah kelihatan, kelihatan mengenaskan maksudnya. Dan ini tidak kunjung berubah saat saya memasuki gerbang pintu SMP dan bersekolah di sana, tetep saja pelajaran hitung2an (matematika) membuat saya “alergi” ditambah lagi mulai ada pelajaran fisika, oh... (pang)sit! bener2 menyebalkan!



Berbagai cara sebenernya sudah saya coba, kata nenek (gak tau nenek siapa) “untuk menyukai pelajarannya kita harus berusaha menyukai gurunya dulu”. Pernah saya coba praktekin itu tapi saya merasa risih. Bagaimana enggak risih coba, guru matematika dan fisika kelas 1 SMP (baca: kelas 7) saya cowok, masa iya cowok “menyukai” cowok??? Sebagai laki-laki normal berhati mulia dan beragama, saya putuskan tidak mengikuti nasehat nenek yang satu ini (maafkan saya nek... :( ). Selebihnya di kelas 2 dan 3 (baca: 8 dan 9) meskipun guru matematika dan fisika ada yang cewek saya tidak berusaha “menyukai”mereka juga karena saya takut itu akan merusak hubungan rumah tangga orang lain, lagian saya masih terlalu kecil untuk uruasan beginian dan takut dosa. Jadi saya putuskan untuk pelajaran matematika dan fisika saya jalani secara alami dan natural saja, semacam ingus yang mengalir, srooootttt..... *tarik ingus*
Lanjut...... Sebenernya tanpa nilai bagus dipelajaran matematika dan fisika-pun, saya masih mampu bersaing dengan teman2 yang lain, karena dipelajaran yang lain saya gak bodo2 amat, buktinya setelah lulus SMP saya bisa masuk di sekolah menengah atas yang (pernah) RSBI, hebat ya? (udah.. bilang “iya” saja, gak bakalan ngurangin tingkat ke-cakep-an kamu kok, oke? sip!). 

Ternyata tantangan pelajaran hitung2an di SMA lebih sulit dibandingkan saat SMP (yaiyalah, kalo pengin gampang kembali ke SD aja sanah! :/ ). Karena di sini gak cuma matematika dan fisika saja, tapi saya juga ditakdirkan bertemu (lagi2) dengan pelajaran hitung2an lain: kimia. 

Puncaknya adalah saat penerimaan rapot di kelas 1 (baca: kelas 10) sejarah dalam hidup saya tercipta, diantara nilai pelajaran hitung2an (matematika dan fisika) yang masih saja tidak beranjak dari angka 6, terselip angka 5 untuk pelajaran .......... yak betul, kimia. :’( 
Di sini bakat pelajaran hitung2an saya semakin terlihat, ya terlihat semakin mengenaskan!!! 
*nangis di pojokan kamar* *garuk2 tembok* 

Kelas 2 SMA (baca: kelas 11), mengingat payah-nya saya dalam hitung2an saya harus cari cara supaya tragedi nilai 5 gak terulang lagi di rapot, belum lagi di kelas 2 ada pelajaran akuntansi yang udah jelas itu itung2an juga, bener2 (pang)sit!!! 
Bukan, saya sama sekali tidak tertarik mengikuti nasihat nenek, saya punya cara sendiri untuk menyelesaikan masalah ini: ting!!! *lampu muncul di atas kepala* 

Cara ini terbukti berhasil menyelamatkan saya dari bayang2 angka 5 di rapot, selama kelas 2 nilai hitung2an saya (matematika, fisika, kimia, dan akuntansi) tidak ada yang dibawah 6 meskipun tidak ada yang diatas 7 juga. Merdeka!!! :D 

Ya, di awal kelas 2 saya putuskan untuk menarik yanwar duduk semeja dengan saya karena saya tau ini anak otaknya encer, encer banget kayak oli 12bulan gak diganti mungkin. Dia dulu SMP satu sekolahan dengan saya, dan rangkingnya gak pernah keluar dari “big-5” paralel. Jadi dengan yanwar disamping saya setidaknya dia bisa memberi contekan ketenangan selama saya mengerjakan ulangan dan menjadi tutor sebaya tentunya. 
(terimakasih buat yanwar, teman semeja saya di kelas 2, berkat kamu pelajaran hitung2an jadi tidak menakutkan). 

Kelas 3 (baca: kelas 12), saya pisah ranjang dengan Yanwar, sebagai anak “pinter” (itung2an) dia masuk IPA dan saya anak yang “kurang pinter” (itung2an) masuk IPS. 
*FYI: jaman saya sekolah anak2 yang masuk IPA identik dengan anak2 pinter. Padahal gak semua yang masuk IPA itu pinter dan gak semua yang masuk IPS itu kurang pinter, sungguh sudut pandang yang sangat sempit sekali. 

Pisah dengan Yanwar sempat membuat saya khawatir, tapi itu tidak lama karena di IPS saya menemukan “bakat” saya yang sebenernya, hafalan!!! 
Di kelas IPS dengan materi2 yang kebanyakan memerlukan pemahaman dan hafalan (sosiologi, antropologi) saya mulai berfikir untuk memaksimalkan pelajaran2 ini, sedangkan matematika yang seminggu hanya 2jam pelajaran saya “cuekin”dengan target sekedar gak merah di rapot , akuntansi masih sedikit lebih mudah daripada matematika (menurut saya) jadi bisa diatasi, Fisika dan kimia? Maaf, kami sudah putus!

Caturwulan pertama (dulu, dulu banget pakenya sistem caturwulan, 1th pelajaran dibagi 3) saya lalui dengan tanpa hambatan berarti, sampai saat2 penerimaan rapot itu tiba. 

Hasilnya??? Alhamdulillah, saya masuk 10besar, tepatnya 5besar, lebih spesifik lagi 3besar, pasnya sih rangking 1 *kalem* 

YEEEEAAAAAYYYYYY!!!!!!!!!!!!!!!! *mendadak heboh* gimana gak seneng coba, seumur hidup saya sekolah baru pertama kalinya dapat rangking 1 di rapot... hiks... :’( *terharu* *usap airmata pake kanebo*

Kelas 1 – 2 masuk 10besar aja ngap-ngapan kayak ikan kurang oksigen, dikelas 3 caturwulan 1 langsung dapet rangking 1 dan alhamdulillah bisa dipertahankan sampai caturwulan 3. (salah satu momen terbaik dalam hidup saya) *naik mimbar* *ngucapin ucapan terimakasih kepada orang2 yang berjasa*

 -sekian- 

quotes: Lemah disalahsatu mata pelajaran jangan jadikan penghalang untuk tidak berprestasi. 

Bro sis yang masih sekolah, mungkin diantara kalian ada yang merasa “kurang” disatu mata pelajaran,  jangan itu dijadikan alasan untuk malas dalam belajar dan sekolah. Bagaimanapun kita tidak punya pilihan lain selain “menghadapi”-nya, kalau itu terlalu berat targetkan saja bisa lolos gak usah lihat hasil, sementara mata pelajaran yang kamu kuasai optimalkan agar bisa mendapat hasil yang terbaik. Oke? Sip! 

Tetap semangat!!! :D

 
update artikel "cOach hakim" via HP kamu di:
http://mippin.com/coachhakim

Baca Juga Koleksi Artikel Lainnya:



3 komentar:

saraf kejepit mengatakan...

terima kasih atas infonya..

industry maintenance mengatakan...

apakah sulit bagi yang tidak bisa berhitung untuk mempelajarinya?

mawi wijna mengatakan...

ane dari prodi matematika bro, tapi ane juga ga pinter itung-itungan misal ngitung tambah-kurang-bagi-kali yang panjaaaang banget dengan hasilnya banyak angka di belakang koma.

Yang ane suka malah pembuktian bro. Misalnya nih membuktikan kalau akar dua itu bukan bilangan genap. Tapi ya dengan penalaran logis pembuktiannya.

Posting Komentar