Masa2 pendaftaran kuliah seperti sekarang
mengingatkan saya akan peristiwa serupa sepuluh beberapa tahun
yang silam.
Begini ceritanya ........ *flashback*
Layaknya pelajar yang telah
selesai melewati Ujian Nasional pada umumnya, saya pun dihadapkan pada sebuah
pertanyaan yang sering ditanyakan guru BK: mau kemana setelah tamat SMA?
melanjutkan kuliah, bekerja, atau jadi pengangguran.
Sebuah pilihan yang gampang,
karena memang sedari awal saya selalu penasaran dengan kehidupan kampus yang
selama ini digambarkan sebagai tempat pendidikan yang menyenangkan, pergaulan
yang asik, mahasiswi2 yang cantik, dan hal-hal menyenangkan lainnya seperti
yang sering saya lihat di FTV SCTV. Saya pun menjawab pertanyaan atas
pertanyaan “Akan kemana setelah lulus SMA” tadi dengan semangat: KULIAH!!!
*mengepalkan tangan keudara*
Setelah pertanyaan pertama
terjawab, muncul pertanyaan2 lanjutan yang ternyata jawabannya tak semudah
mengepalkan tangan ataupun menghentakkan kaki ala Arya Wiguna. Pertanyaan ini
harus dijawab serius, karena akan menentukan bagaimana kelanjutan masa depan
saya nantinya.
*semedi di atas genteng, cari
wangsit*
Setelah melalui
berbagai macam pemikiran dan melewati 7 hari 7 malam di atas genteng akhirnya
saya memutuskan untuk mengambil jurusan: APA SAJA. (lahhh???!!!)
Ya, saya memutuskan mengambil
jurusan apa saja, pokoknya yang tidak ada hitung2an-nya, kalian tau kan otak
saya alergi sama pelajaran hitung2an macam matematika dan kroni-kroninya, buat
yang belum tau tingkat kepayahan otak saya dalam mencerna pelajaran hitung2an
kalian bisa baca di sini.
Setelah mengumpulkan berbagai
informasi dari brosur2 yang dibagikan kakak2 mahasiswa/i pas promosi kampus
dulu, saya mendapatkan beberapa (baca: dua) alternativ pilihan: Desain Grafis
dan Komunikasi.
Bayangan saya waktu itu desain
grafis itu kuliahnya cuma ngegambar, dan hal2 yang berkaitan dengan
desain-mendisain, cocoklah dengan passion saya! terus kalau kuliah komunikasi itu
sesuai namanya, kita cuma “ngobrol2” (komunikasi) dan mempelajari berbagai
bahasa untuk memudahkan komunikasi. Dan yang paling penting kedua jurusan tadi
menurut saya KEREN dan tidak ada mata kuliah hitung2annya. Cocok!!!
Sebuah pemikiran yang sempit
memang, tapi ya harap maklum waktu itu saya masih kecil, belum akil baligh
juga. ha..ha.. :P
Setelah mantap dengan 2 pilihan
itu, saya akhirnya membawa “proposal” dan menghadap para donatur yang akan
membiayai saya selama kuliah (baca: orang tua) akhirnya Alhamdulillah…. Ditolak!!!
Jurusan Desain grafis yang saya
tawarkan waktu itu adalah universitas swasta, sementara orangtua menghendaki
negeri, alasannya saya yakin sama dengan orang tua2 kalian: di negeri lebih
murah, jadi irit biaya. Sementara jurusan komunikasi yang saya tawarkan memang universitas negeri
tapi ditolak juga karena saya cuma cengar-cengir waktu ditanya kalau sudah
lulus mau jadi apa???
Begitulah orang tua kadang pola
pikirnya tidak terjangkau oleh kita2 yang asal memutuskan sesuatu tanpa pikir
panjang atas dasar kesenangan saat ini, tanpa pikir akibat yang muncul setelah
kita ambil keputusan itu.
Mikir lagi, krik… krik…. Krik…..
*Kaliini tidak di atas genteng, tapi di atas menara sutet*
Jawaban dari para donatur benar2
membuat pikiran saya terbuka, bullshitlah kalau ada yang ngomong “kuliah buat
cari ilmu, bukan cari kerja”. Mungkin ada benarnya juga, tapi kalau bisa kuliah
habis itu bekerja sesuai dengan ilmu yang kita pelajari kenapa enggak? Pasti hasilnya
akan lebih optimal.
Dan menurut para donatur kuliah jurusan
pendidikan adalah pilihan yang paling tepat, lulusannya udah jelas: jadi guru!
Meskipun dari kata2 lisan mereka
tetap menyerahkan keputusan sepenuhnya ditangan saya, tetapi dari kedua wajah
mereka saya bisa melihat perkataan: “sudah, kamu kuliah pendidikan saja, jadi
guru”
Kuliah jurusan pendidikan gak se-keren
jurusan desain grafis ataupun komunikasi, selama saya nonton FTV juga gak
pernah jurusan ini diangkat kisahnya, terus mahasiswa/i-nya dandanannya pasti
sopan-sopan dan baju rapih dimasukkan, yang mahasiswa cowok rambutnya klimis dan
gak boleh gondrong, layaknya calon Bapak dan Ibu Guru lah. Pokoknya jauh dari
gambaran2 seperti yang saya lihat di FTV. (bayangan horror saya tentang kuliah jurusan
ke-guruan waktu itu)
Bisakah saya kuliah dengan
aturan2 ketat seperti itu? Sementara saya kuliah juga sebenarnya pengin sedikit
“bebas” dari aturan2 layaknya sekolah (SMP / SMA).
Semua keputusan ditangan saya,
meskipun demikian saya juga tidak mau “mengecewakan” orang tua saya yang juga
bertindak sebagai donator tetap dengan memaksakan pilihan. Tapi kan yang
bakalan menjalani proses kuliah ini saya??? Tapi saya pengin orang tua saya
bahagia??? *bingung*
Ditengah kebingungan yang
melanda, akhirnya saya mencoba mengambil jalan tengah saya cari unversitas (pendidikan)
negeri dan ambil jurusan yang gak ada hitung2annya (teteup!)
Ketemulah Universitas Negeri
Semarang (UNNES) dan jurusan yang ingin saya ambil adalah Pendidikan Kepelatihan
Olahraga (PKLO), dengan beberapa alasan:
Pertama, karena saya suka olahraga,
yang kedua pengin menghindar dari mata kuliah itung2an! iya, matematika dan kroni2nya,
yang ketiga saya ingin membahagiakan kedua orangtua saya :’) *hiks…
Setelah mendapat persetujuan dari
para donatur dan mengambil formulir pendaftaran akhirnya dengan mengucap
Bismillah saya menuliskan Pendidikan Kepelatihan Olahraga (PKLO) sebagai
pilihan pertama dan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (PJKR) sebagai alternativ
pilihan kedua. (FYI: Keduanya adalah jurusan2 di Fakultas Ilmu Keolahragaan
UNNES).
Bersambung…..
2 komentar:
Iya yah. Para pelajar SMA itu jarang bersinggungan dengan dunia kerja, jadi pada bingung klo nerusin kuliah ambilnya jurusan apa, prodi apa.
Tapi sebetulnya, pas mahasiswa dah lulus juga bingung mau kerja apa. Paling banyak berpikir, "kerja apa aja boleh asal halal". Jadilah ilmu mereka kadang nggak cocok dengan dunia kerja.
Paling, ya nanti kalau mereka berniat ambil S2 dan tahu mereka bakal mengatasi permasalahan apa barulah klop antara dunia kerja dan ilmu mereka.
yoi bro, masih banyak yang kuliah buat gaya2-an aja, pas udah lulus bingung mau ngapain.. :(
Posting Komentar